Tips dan Cara Sukses Menabung bagi Pekerja dan Ibu Rumah Tangga

Sahabat Qoeching,
Menabung adalah salah satu kebiasaan yang selalu digalakan sejak dini baik oleh orang tua, guru dan para tetua di keluarga. Menabung telah ditanamkan dalam jiwa kita sejak masih anak – anak dengan banyak sekali metode dan program baik disekolah maupun dirumah. Beberapa sekolah bahkan mewajibkan siswanya untuk menabung semampunya, tujuannya selain mendidik anak untuk hidup hemat, uang tabungan yang telah terkumpul juga bisa dijadikan tambahan biaya untuk kebutuhan saat naik kelas nanti.

Tapi setelah beranjak dewasa, memiliki penghasilan sendiri dan bahkan sudah mengelola keuangan sendiri menabung menjadi satu hal yang sulit dilakukan. Jika pertanyaannya mengapa ? tentu setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda mengapa menabung menjadi hal yang sulit dilakukan. Dulu pun saya termasuk orang yang seperti itu, waktu saya masih bekerja disebuah perusahaan penghasilan bulanan saya selalu habis bahkan nyaris tidak bersisa sampai periode gajian berikutnya. Rencana sebelum gajian begini, setelah gajian realitanya begitu. Pengeluaran rutin dan pengeluaran “GATAL” yang membuat gaji seperti numpang lewat direkening. Dan bahkan setelah bertahun-tahun bekerja, rasanya bahkan saya tidak menghasilkan apa – apa.


Pengeluaran rutin dan wajib seperti ongkos transport, biaya kuliah (mungkin), berbagi ke orang tua, dan makan menjadi pengeluaran wajib yang memiliki pos tersendiri yang tidak bisa diubah setiap bulannya bagi saya. Sebenarnya sisanya cukup untuk menabung, tapi selalu ada saja kepeluan mendadak dan keperluan emosi yang akhirnya menguras kantong tanpa terkendali.

Kamu pasti pernah mengalami hal tersebut kan ? Nah coba intip tips Menabung berikut agar kamu bisa sukses dan terbiasa menabung.

PAKSAKAN DIRI UNTUK MENABUNG

Yak, memaksakan diri adalah salah satu langkah awal agar kita terbiasa dan bisa sukses menabung. Karena jika tidak dipaksakan kita akan selalu menemukan alasan – alasan lain untuk “TIDAK” menabung atau “MENUNDA” untuk menabung.
Ah, bulan ini lagi banyak pengeluaran, bulan besok aja
.
.
Ah, bulan ini aku mau beli itu dulu, mumpung lagi diskon
.
.
Mumpung ada uang lebih, liburan kemana ya ?
.
.
Akan selalu ada alasan yang membuat kita berfikir dua kali untuk menabung, bahkan terkadang uang tabungan atau uang sisa bulan kemarin pun rasanya sayang kalau tidak digunakan.

Jadi langkah pertama adalah memaksakan diri untuk menabung. Urusan nominal yang ditabungkan sesuai dengan budget dan kemampuan diri masing-masing, yang tentunya tidak mengganggu keuangan  pokok sehari – hari.  Menabung tidak melulu harus dengan nominal yang besar, menabung bisa dimulai dengan Rp. 100.000 , atau berapapun sesuai dengan kemampuan. Menabung bukan soal seberapa banyak uang yang kamu tabung, tapi seberapa konsisten kamu menabung, karena prinsip menabung adalah sedikit – sedikit lama-lama menjadi bukit.

Bahkan seorang ibu rumah tangga pun bisa menabung dari uang kembalian recehan sehari-hari. Mulai dari 500 rupiah, 1.000 rupiah sampai 2.000 rupiah, jika kita melakukannya rutin setiap kita memiliki pecahan nominal diatas tentu setiap bulannya kita bisa menyisihkan uang lebih dari Rp. 50.000 perbulan. Nah setelah uangnya terkumpul, bunda bisa tukarkan di minimarket terdekat dan memasukkannya kebank.


BUAT RENCANA PENGELUARAN

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa kita selalu menemukan alasan untuk “MENUNDA” atau “ TIDAK” menabung karena banyak alasan. Maka sebaiknya kita membuat sebuah rencana pengeluaran bulanan dimana didalamnya terinci secara jelas berapa pemasukan dan pengeluaran pokok setiap bulannya. Kemudian dikurangkan sebesar 50% sebagai sebagai pengeluaran tidak terduga dan sisanya bisa ditabung.
Jadi setiap bulan setelah gajian, setelah melakukan riset (hahahha...) dan perhitungan , uang sisa dari pengeluaran pokok dan pengeluaran tidak terduga langsung dimasukkan kedalam bank atau disimpan ditempat khusus .

Jadi saat ada fikiran untuk membeli sesuatu atau melakukan sesuatu diluar budget atau perencanaan sebelumnya maka harus menyesuaikan dengan keuangan yang tersisa atau dari dana tidak terduga sedangkan untuk tabungan jangan lagi dikompromikan.

Dan untuk bunda yang seorang Ibu rumah tangga mungkin memang sedikit lebih sulit karena mungkin pengeluaran tidak terduga akan lebih besar dari pengeluaran pokok. Misalkan saja, biaya listrik, air, belanja bulanan dan anak – anak sudah terperinci dengan baik. Tapi kadang ada saja momen dimana saat anak diajak kepasar meminta ini dan itu, atau tiba-tiba ada tamu yang datang kerumah kemudian menyuguhkan ini dan itu, atau kran air yang tiba-tiba macet akhirnya harus perbaikan, dan masih banyak lainnya. solusi bagi Ibu rumah tangga dengan mengandalkan penghasilan suami, menabung dalam jumlah besar mungkin akan sedikit sulit dan menyulitkan. Jadi cukup konsisten dengan tabungan receh, selama kita konsisten memasukkan kepingan kepingan logam dan lembaran kertas abu – abu itu. Niscaya saat penuh, kita bisa sedikit sumringah walaupun isinya tak seberapa. Tapi harus benar-benar bunda masukkan kembali ketabungan atau tempat lain ya setelah koin – koin tersebut ditukarkan. Kalau tidak, rasanya menabung uang yang tidak seberapa kemudian digunakan kembali rasanya, PERCUMA.



MENDAFTARKAN DIRI TABUNGAN RENCANA DIBANK

Setelah kita terbiasa dengan ritual menabung, atau jika ingin langsung terbiasa dengan ritual menabung ada baiknya mengikuti program tabungan rencana dibank. Setiap bank memiliki nama “tertentu” untuk program ini. Tapi pada intinya sama, setiap bulan kita diwajibkan menabung dalam jumlah tertentu sesuai dengan keinginan dan kemampuan dengan kelipatan mulai dari Rp.. 50.000 sampai dengan tidak terhingga.

Jadi jika kamu berniat menabung dengan cara yang dipaksakan , kamu bisa mencoba cara yang satu ini. Sistem atau ketentuan dari bank satu dengan bank lainnya tentu berbeda – beda.

Sebagai contoh ; saya mengikuti program Junior Rencana yang di sediakan oleh Bank Rakyat Indonesia. Ketika mendaftar saya menyepakati untuk menabung sebesar Rp. 500.000 perbulan yang akan ditarik otomatis atau autodebet dari rekening utama yang nantinya akan diakumulasi selama Tahun yang telah disepakati. Saya kebetulan mengambil 2 tahun, tapi bisa juga dimulai dari 1 sampai 15 tahun sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

Bagi saya pribadi, suku bunga bank itu nomor kesekian karena memang tidak seberapa karena memang saya hanya ingin konsisten menabung. Tapi tentunya dan syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi, dan ada pinalti juga apabila kita tidak dapat menabung atau mengambil tabungan sebelum jatuh temponya. Jadi sebaiknya fikirkan baik-baik bank mana yang terbaik, mulai dengan melakukan survei kecil mengenai bunga, jangka waktu, biaya admin, proses pembukaan dan biaya pinalti apabila terjadi pengambilan sebelum masanya. Nah pastikan juga jumlah setoran yang disepakati dengan pihak bank dan jangka waktu menabungnya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas ya. Menabung memang perlu dipaksakan, tapi bukan berarti harus memaksakan diri diluar kemampuannya.


Sekian tips dan sharing dari saya, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.



1 Comments

Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)