Bunda,
anak –anak zaman sekarang tentu sangat berbeda dengan masa anak-anak kita dulu.
Mungkin dulu pada zaman kita gadget tidak sepopuler sekarang ini karena memang
yang memilikinya pun terbatas, karena masih dianggap barang mewah. Saat ini
gadget sudah menjadi kebutuhan yang dimiliki siapapun, dan mungkin entah karena
kecintaanya pada anak atau memang karna kebutuhan tertentu orang tua juga turut
membekali anaknya dengan gadget.
Kita
tau betul bagaimana efek gadget bagi kehidupan anak, meskipun memiliki nilai
positif untuk beberapa hal tapi tetap saja jika penggunaannya tidak dikontrol
dan dibatasi akan memberikan dampak buruk bagi anak baik dari sisi psikologis
maupun kesehatannya. Tapi kali ini kita tidak akan membahas apa saja dampak
buruk bagi anak.
Bunda
bisa membaca : Mengontol Anak dengan Gadget, Dampak Positif Negatif Gadget BagiAnak
Sering
kali anak terlalu sibuk bermain dengan gadgetnya sehingga interaksi sosialnya
dengan lingkungan sekitar berkurang apalagi dengan alam. Jangankan untuk
menjelajah alam dan mengamati sirklus hidup alam yang luarbiasa ini, bermain
dengan teman sebayanya saja agak sulit.
Saya
pribadi menganggap interaksi baik dengan lingkungan sosial dan alam itu penting.
Karena pada lingkungan sosial
mengajarkan dia untuk bisa menerima, memilah dan belajar dari orang lain
sedangkan interaksi dengan alam mengajarkan bagaimana mencintai alam dan
melestarikannya. Karena sejak mengenyam bangku pendidikan dasar kita selalu
didikte bahwa kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain,
dan itu benar. Dan kita adalah mahluk sosial yang kehidupannya bergantung pada
alam, dan itu adalah KENYATAAN.
KENAPA
KITA HARUS MENGAJARKAN ANAK SEJAK DINI ?
Sebuah
kenyataan yang jarang dipahami oleh orang-orang saat ini apalagi orang-orang
yang tinggal di kota besar seperti saya. Tapi bersyukurnya dulu saya sempat
tinggal didesa dan mengeyam kenangan manis dengan alam. Saya memiliki kenangan
yang indah bersama hamparan sawah hijau yang membentang, memiliki cerita lucu
dengan pucuk – pucuk bunga tebu yang sudah merekah, memiliki kenangan tak
terlupakan dengan parit-parit air dan sungai yang airnya selalu menyambut saat
dihampiri. Dan kenangan-kenangan itu lah yang membuat saya dan orang-orang yang
memiliki kenangan yang sama mencintai alam karna alam telah menjadi bagian dari
kehidupannya.
Bagi
anak – anak perkotaan yang hidup di era modern saat ini, sawah adalah sebuah
nama. Jika ditanya apa itu sawah ? mungkin jawabannya adalah tempat menanam
padi. Sungai, sawah, hutan, burung, alam adalah sebuah benda. Dan ada atau
tidaknya keberadaannya tidak begitu diperdulikan lagi mungkin karena memang
sejak kecil mereka jarang sekali dikenalkan dengan alam.
mengajarkan anak mengenal alam dengan bermain di taman |
Sejak
sekolah dasar memang kita diajarkan tentang lingkungan hidup, ekosistem,
reiboisasi, dan segala macam yang berhubungan dengan alam dan tumbuhan dalam
pelajaran IPA atau sekarang disebut Biologi. Berbab-bab pembahasan tentang
manfaat hutan bagi kehidupan manusia, hewan dan bumi tapi mereka memahaminya
hanya sebatas teori bahwa hutan banyak pohon dan pohon adalah penghasil oksigen
untuk kita hidup, hanya sebatas itu. Hampir semua anak mengerti apa itu oksigen
dan bagaimana mereka terjadi, bahkan mereka hafal betul nama ilmiah untuk
partikel partikel zat diudara yang mereka hidup. Sayangnya pemahamannya
tersebut tidak diimplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Hanya menjadi
sebuah hafalan penting yang mungkin akan muncul saat ujian, tentang bagaimana
oksigen itu terbentuk, apa manfaatnya bagi lingkungan dan lain sebagainnya.
Mungkin,
bunda berfikir “ah mereka kan masih anak-anak, jadi belum begitu mengerti”.
Justu karna masih anak anak lah persepsi positif itu masih bisa ditanamkan
dengan baik agar kelak besar nanti saat dia sudah memiliki kemampuan untuk
melestarikannya dia mampu berempati. Jika diasumsikan bahwa dewasa nanti dia
bisa mengerti sendiri , mungkin itu benar atau juga keliru. Kenapa saya bilang
keliru ? kita bisa perhatikan sendiri berapa banyak orang dewasa sekarang ini yang
tidak perduli dengan lingkungan ?.
Berapa
banyak orang yang membuang sampah sembarangan tanpa berfikir bagaimana jika
sampah itu bisa menumpuk dan mencemarkan lingkungan, jangan berfikir hanya
sebuah kantong plastik. Jika 1.000 orang berfikiran sama, akan ada 1.000
kantong plastik yang berserakan tanpa ada yang bertanggung jawab.
Berapa
banyak pengusaha yang memiliki basic pendidikan yang tinggi, tapi hanya sedikit
yang mengerti dan perduli efek pencemaran atas limbah perusahaan yang
dihasilkannya ?
Berapa
banyak orang yang masih menggunakan kendaraan pribadi demi menjaga gensi dan
mengabaikan polusi yang diciptakannya untuk lingkungan ?
Berapa
banyak orang-orang yang menebang pohon demi keuntungannya sendiri , tapi tidak
berfikir bahwa pohon yang dia tebang mampu menopang hidupnya dan orang orang
sekitarnya ? bukan dari segi ekonomi mungkin tapi apa udara yang dia hirup itu
tidak membutuhkan proses ? apakah dia yang memproses ? Tanamanlah yang
memprosesnya dengan ikhlas dan sukarela.
Ada
banyak sekali contoh prilaku manusia yang mengarah pada perusakan alam baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dari 257,9 Juta penduduk indonesia
berapa banyak yang sadar akan alam ? sedangkan keseluruhannya memanfaatkan
hidup dari alam.
Jadi
jika pertanyaannya mengapa mengajarkan anak mencintai alam sejak dini ? karna
bumi tidak bisa lagi menunggu.
Menunggu
sampai anak –anak kita tua, kemudian baru kita ajarkan sedangkan mereka sudah
melakukan banyak sekali kerusakan serupa dengan kita ? bukan kah itu sebuah
pengulangan kesalahan ?.
Jadi
mulai sekarang, marilah kita mencintai bumi sebagaimana bumi telah mencintai
kita sampai saat ini.
---------------------------------------------
Terimakasih ya sudah membaca postingan aku. Jangan lupa follow juga sosial media aku untuk dapat banyak informasi menarik lainnya.
Instagram
https://www.instagram.com/sylvie.baihaty ( Beauty and Blog )
https://www.instagram.com/qoechingphie ( Lifestyle and Parenting)
Untuk pertanyaan lebih lanjut, atau info kerjasama bisa kirim ke email silviepermatasari.91@gmail.com.
0 Comments
Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)