Hari
ini cuaca Jakarta cukup sejuk, dari pagi memang hujan sudah mengguyur sampai
hampir menjelang magrib. Otomatis kegiatan hari inipun jadi banyak dilakukan
didalam rumah. Setelah mengurus tumpukan setrikaan yang mulai menggunung,
akhirnya bisa menikmati gerimis dengan segelas kopi hangat dan cemilan sisa
lebaran.
Saat
mulai menjelajah channel TV, berhentilah di program NATGEO WILD. Salah satu
program yang menayangkan tentang keberagaman flora, fauna, ekosistem, bumi, sejarah
kehidupan dan banyak lagi. Salah satu keuntungan memasang TV kabel dirumah
adalah pilihan acara yang beragam dan lebih berkualitas. Dan yang membuat saya
akhirnya fokus pada Program tersebut adalah ketika melihat liputan hutan
Sumatra. Nampaknya tentang penyelamatan
Badak Sumatra yang hampir punah.
Benar
saja, Film yang didokumentasikan pada tahun 2014 tersebut menayangkan proses
penyelamatan badak terakhir di hutan sabah, Malaysia. Setelah berusaha mencari
jejak kehidupan badak selama beberapa tahun di hutan sabah, akhirnya mereka
menemukan seekor badan betina yang diberi nama Iman. Yang menjadi harapan lain
bagi kelangsungan kelestarian badak Sumatra. Rencana panjang dan rumit mulai
dibicarakan untuk memindahkan badak tersebut kedalam penangkaran guna membuat
perkawinan alami yang tujuannya tentu saja untuk menambah populasi badak agar
terhindar dari ancaman kepunahan. Akan tetapi setelah dilakukan pengecekan
menyeluruh, Iman ternyata mengidap tumor dalam organ reproduksinya. Pilihan
yang harus dibuat oleh para tim medis dan para tim penyelamat hewan tidaklah
mudah. Karena ketika proses pengobatan tumor dilakukan maka iman kemungkinan
tidak bisa lagi menghasilkan sel telur, dengan kata lain berkembang biak.
Sedangkan jika tidak disembuhkan iman
hanya mampu bertahan hidup selama kurang lebih satu tahun. Sebuah keadaan yang
sangat ironis, mengingat sisa populasi badak Sumatra di Malaysia hanya tersisa
beberapa ekor saja.
Sayangnya
pada Oktober 2015 salah satu badak betina dinyatakan mati dikarenakan kelebihan
zat besi dalam tubuhnya. Yang tersisa hanya satu jantan, dan 2 betina dengan salah satu badak organ reproduksi yang
nyaris rusak karna tumor. Karena pembiakan alami tidak memungkinkan pada iman, para peneliti, akhirnya membuat rekayasa pembuahan
sel telur dengan metode ART (Advance
Reproductive Teqnique). Yaitu dengan mengambil sel sperma dari pejantan dan
sel telur betina kemudian dilakukan pembuahan secara khusus dilaboratorium
untuk menghasilkan embrio yang akan ditanamkan ke badak betina sehingga bisa
terjadi kehamilan secara normal. Meskipun terdengar sederhana, tapi metode ini
tidak selamanya berjalan lancar dan sukses. Para ilmuan, pecinta alam, bahkan
pemerintah turut serta membantu suksesnya program ini demi menyelamatkan hewan
yang sudah ada sejak 20 juta tahun lalu. Semua orang disana berharap, termasuk
saya yang melihatnya.
Tapi
dari cerita tragis dan sedih para badak, dan perjuangan orang-orang yang terjun
langsung dalam proses penyelamatan badak ada banyak sekali pelajaran yang bisa
diambil dari kasus ini. Salah satu narasumber mengatakan bahwa , hal terbaik yang
bisa menyelamatkan para badak dari kepunahan adalah Teknologi dan Kemanusiaan. Badak
Sumatra, hanya menjadi satu dari ribuan mahluk hidup yang punah di bumi saat
ini. Mungkin sebagian orang menggapnya hal sepele, karena tidak mempengaruhi
kehidupannya secara langsung. Mungkin baginya Badak Sumatra hanya icon dalam buku sejarah atau enslikopedi. Dan mungkin saat satwa lain
bernasib serupa, reaksinya akan sama. Acuh tak acuh. Tapi disadari atau tidak,
kepunahan flora dan fuana yang ada dibumi tidak semata-mata terjadi secara
kebetulan karena waktu. Ada campur tangan manusia disana yang membuat tempat
hidup mereka semakin sempit, dan pemburuan liar terhadap satwa merajalela yang
membuat populasi mereka semakin menurun. Tidak hanya di Malaysia, Indonesia
juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda. Beberapa hewan khas Indonesia yang juga
terancam punah seperti Harimau Sumatra, Orang utan dan Anoa. Alasannya sama,
kerusakan habitat hidup mereka yaitu hutan dan pemburuan ilegal.
![]() |
( Sumber gambar :Instagram/hutanituid ) |
Keberadaan
hutan di bumi sangat penting mengingat hutan merupakan sumber kehidupan bukan
hanya untuk hewan yang hidup didalamnya, tapi juga manusia. Hutan menjadi
penghasil oksigen terbesar yang dibutuhkan manusia untuk bernafas. Jadi saat
hutan mengalami kerusakan, bukan hanya kehidupan hewan dan tumbuhan yang
terancam tapi juga manusia, baik disadari atau tidak.
Bersyukurlah
kita hidup di Indonesia yang termasuk kedalam 10 negara dengan hutan terbesar
didunia. Letak geografis Indonesia yang melewati garis katulistiwa juga membuat
Indonesia memiliki iklim tropis yang menjadi tempat subur hidupnya flora dan
fauna. Dari total 17.504 pulau yang ada di Indonesia, Hanya beberapa pulau saja yang memiliki hutan terluas yaitu Papua,
Kalimantan dan Borneo. Dan karena Iklimnya yang tropis, Indonesia memiliki beberapa
jenis hutan antara lain :
Hutan
Bakau
Hutan
bakau atau juga disebut hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau,
dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sehingga biasanya hutan bakau
berada tak jauh dari laut. Hutan bakau banyak terdapat dipesisir pantai Indonesia.
Selain mencegah abrasi dan mereduksi gelombang pasang air laut. Hutan bakau
juga bisa menjadi tempat wisata alam yang menyajikan pemandangan yang indah.
Salah satu hutan bakau yang pernah saya kunjungi karena lokasinya cukup dekat
adalah Hutan Mangrove di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
![]() |
HUTAN MANGROVE ( Sumber gambar :Instagram/hutanituid ) |
Hutan
bakau tak hanya berisi pohon bakau, biasanya hidup juga pohon api-api (avicennia), paku laut (Acrostichum
aureum) , jeruju (Acanthus), akasia
dan lainnya. Sedangkan hewan-hewan yang hidup di area hutan bakau dapat berupa
udang, kepiting dan ikan.
Hutan
Rawa
Adalah
hutan yang tumbuh dan berkembang pada kawasan atau wilayah yang selalu
tergenang air tawar. Salah satu hutan rawa di Indonesia dan menjadi hutan rawa
terluas di Asia Tenggara berada di Taman Nasional Berbak, Jambi.
Hutan
rawa menjadi tempat hidup bagi banyak sekali jenis flora dan fauna. Beberapa
flora yang hidup dihutan gambut antara lain pohon meranti bakau, palem merah,
kantong semar dan ratusan jenis tanaman lain. Meskipun masih tergolong alam
liar, tapi beberapa jenis tanaman di hutan rawa dilindungi pemerintah secara
hukum. Sedangkan fauna yang hidup didalamnya jauh lebih beragam daripada fauna
yang hidup di hutan bakau, seperti harimau, beruang, napu, monyet, buaya, ikan
dan burung. Salah satu Reptil yang dilindungi seperti buaya sinyulong (Tomistoma Schlegelii) dan buaya muara ( Crocodylus porosus).
![]() |
Sumber gambar; Instagram/qoechingphie (Doc.pribadi) |
Hutan
Sabana
Mungkin
sebelumnya, kita sudah sering melihat hutan sabana di TV, khususnya acara yang
meliput kehidupan hewan liar. Menurut pengertiannya, sabana adalah padang
rumput luas yang dipenuhi oleh semak atau perdu, umumnya memiliki suhu udara
yang hangat dan sedikit lembab pada musim penghujan. Banyak sekali hutan sabana
yang terdapat di Indonesia, beberapa sabana yang cukup banyak di kunjungi
seperti Sabana Sumba Timbur (NTT), Sabana Simbalum (Gunung Rinjani), Sabana Cikasur (Gunung argopuro), Oro-oro ombo (Gunung
Sumeru) dan banyak lagi. Para pendaki yang sering naik gunung pasti hafal betul
bagaimana indahnya pemandangan hutan sabana tersebut.
Hutan
Musim
Hutan
musim biasanya berada didaerah yang memiliki musim kemarau yang cukup panjang
dan suhu udara cukup tinggi. Tumbuhan yang terdapat pada hutan musim juga
bersifat homogen (sejenis). Daerah yang memiliki hutan musim di Indonesia
antara lain Jawa timur, Nusa Tenggara , dan Sulawesi Selatan. Biasanya tanaman
yang tumbuh di hutan musim seperti pohon jati, pinus dan cemara.
![]() |
(Sumber gambar: Instagram/qoechingphie)/ Doc.Pribadi |
Hutan
Hujan Tropis
Hutan
hujan tropis merupakan hutan yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan
suhu yang lembab. Sehingga menjadi tempat yang subur flora dan fauna tinggal,
bahkan setengah dari spesies yang ada diseluruh dunia tinggal di Hutan hujan
tropis. Dan sebagian besar hutan di Indonesia merupakan hutan hujan tropis.
Hutan
hujan tropis menjadi surga bagi para hewan dan tumbuhan, mulai dari hewan
reptil, mamalia, primata, serangga bahkan mikroorganisme. Begitupula dengan
tumbuhan yang hidup didalamnya, ada ratusan jenis tumbuhan yang dapat ditemui.
Selain
itu hutan hujan tropis juga memiliki banyak sekali sumber mata air pegunungan
alami, baik berupa curug dan oase karena memang hutan hujan merupakan daerah
resapan air terbaik.
![]() |
Curug Cikaso (Sumber gambar: Instagram/qoechingphie)/ Doc.Pribadi |
MANFAAT
HUTAN
Tentu
kita sadar bahwa hutan memiliki peranan penting bagi kehidupan di bumi ini.
Mencintai hutan, sama dengan menyelamatkan kehidupan bumi. Beberapa manfaat
hutan antara lain :
- Sebagai paru-paru bumi yang menyerap karbon dioksida pada udara
- Penghasil Oksigen
- Rumah Bagi flora dan Fauna
- Menjadi area resapan air
- Sebagai Penyedia Sumber pangan, obat-obatan dan bahan mentah terbarukan
- Mencegah terjadinya Longsor dan Banjir
- Hutan juga berpengaruh pada Iklim lingkungan sekitar karena hutan menyerap karbon dioksida pada udara dan mampu mendinginkan suhu udara.
DAMPAK
KERUSAKAN HUTAN
Saya
teringat perjalanan melewati kaki gunung salak di Garut tahun lalu bersama
keluarga, pemandangan luar biasa sudah tentu disuguhkan sepanjang perjalanan.
Pohon tinggi, udara sejuk, tebing curam, dan keindahan alam lain yang sulit
dideskripsikan. Hal lain yang membuat saya membuka kaca mobil lebar –lebar
adalah suara hewan hutan yang berderik keras, mungkin jangkrik atau tongget.
Suara yang sudah tidak dapat ditemukan di Jakarta, bahkan didesa saya saat ini.
![]() |
Sumber gambar: Instagram/qoechingphie (Doc.pribadi) |
Saat
kami beristirahat disalah satu tempat makan dikaki gunung , kami disajikan dengan pemandangan hutan yang
indah dan udara yang sejuk. Rasanya belum sampai ketempat rekreasi tujuan kami
, tapi kami sudah dimanjakan dengan pemandangan hutan pinus yang indah. Tak
heran Banyak orang menyukai tempat-tempat sejuk dan menenangkan seperti ini,
itulah sebabnya setiap liburan tiba Puncak Bogor selalu padat dipenuhi
pendatang yang sekedar ingin menghirup udara segar dan dingin meskipun tak
banyak hal yang mungkin dilakukan diatas sana, sekedar minum kopi atau
semangkok sekoteng sambil duduk disisi tebing.
Tapi disadari atau tidak,kemudian hal itulah yang menggiring para investor
datang ke kota Bogor, membuka penginapan, tempat makan, tempat wisata dan
lainnya. Pada akhirnya alam lah yang
kembali dikorbankan.
Pada
tahun 1950 Indonesia diperkirakan memiliki luas hutan mencapai 193 juta hektar.
Akan tetapi setiap tahunnya luas hutan mengalami penurunan akibat Deforestasi
besar – besaran. Sehingga pada tahun 2009 tercatat luas hutan Indonesia
berkurang setengahnya menjadi sekitar 88 juta hektar. Dikutip dari DW.COM World
Wildlife Found (WWF) memperdiksi bahwa pulau Kalimatan sebagai pulau dengan
hutan terbesar akan kehilangan 75% luas wilayah hutannya pada tahun 2020
menyusul tingginya laju deforestasi. Hutan di Kalimantan banyak dialihfungsikan
sebagai lahan perkebunan kelapa sawit, penambangan dan pertanian. Padahal
penebangan hutan secara liar bisa mengakibatkan kerusakan ekosistem yang
berdampak pada bencana seperti longsor, kekurangan air bersih, hilangnya
habitat hewan dan lainnya.
![]() |
( Sumber gambar :Instagram/hutanituid ) |
Tak
heran kalau selama 10 tahun terakhir (
2007 -2017) bencana alam berupa tanah longsor, banjir dan abrasi mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Bahkan tercatat pada tahun 2018 telah terjadi bencana tanah
longsor sebanyak 268 kejadian, dan Banjir sebanyak 374 kejadian diseluruh
wilayah Indonesia.
Selain
bencana tanah longsor dan Banjir, Bencana alam berupa kekeringan juga
menghantui Indonesia jika kerusakan hutan saat ini tidak ditanggulangi dengan
baik. Meskipun bumi dipenuhi oleh air, akan tetapi hanya 3%nya saja yang
tergolong air segar dan dapat dikonsumsi. Berbagai persoalan seperti banjir,
kekeringan dan polusi air yang terjadi pun akibat kerusakan ekosistem yang
kemudian berpengaruh pada kualitas dan kuantitas air bersih.
Dilansir
dari Kompas.com, survei yang di gelar pada 500 kota terbesar di dunia, Jakarta
berada di urutan ke 5 dari 11 kota yang terancam mengalami kelangkaan air pada
tahun 2020. Penyebabnya kenaikan populasi penduduk dan pengalihan fungsi daerah
resapan air menjadi pemukiman dan lahan pertanian.
![]() |
( Sumber gambar :Instagram/hutanituid ) |
Belum
lagi isu global warming yang sekarang banyak disosialisasikan para aktivis
lingkungan. Sudah siapkah kita menanggung semua bencana akibat kelalaian kita
menjaga hutan.
HAL
YANG DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN HUTAN
Untuk
mencegah terjadinya bencana yang dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri
dan lingkungan, wajib bagi kita semua
untuk berperan aktif mencegah kerusakan hutan lebih jauh dengan melakukan hal –
hal positif yang membangun. Seperti :
- Reboisasi
- Menerapkan Teknik Tebang Pilih
- Penerapan regulasi Industri berbasis kayu dan hasil hutan, serta sangsi tegas bagi para pelanggarnya
- dll
Meskipun
tidak banyak dari kita yang mampu melakukan kegiatan langsung seperti diatas,
kita sebagai mahluk individu yang mungkin tidak bisa bersentuhan langsung
dengan hutan bisa melakukan tindakan yang mampu mengurangi kerusakan hutan,
seperti ;
- Menghemat penggunaan kertas atau mengalihkan penggunaan kertas ke bahan daur ulang dengan fungsi sejenis
- Mengurangi penggunaan tisu pada kebutuhan sehari-hari
- Mengganti bahan bagunan rumah yang berasal dari kayu ( seperti kusen pintu, kursi, jendela dll)
Dan
banyak lagi hal yang bisa dilakukan untuk melestarikan hutan. Syaratnya belajar
mencintai hutan dan sadar betul manfaat hutan bagi kehidupan. Pada akhirnya, Hutan bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah akan tetapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama
untuk menjaganya demi kelangsungan hidup manusia, tumbuhan dan lingkungan.
Mari
mulai cintai hutan, untuk selamatkan kehidupan
Salam #CeritaDariHutan
Referensi
:
2 Comments
Ikut prihatin dengan banyaknya lahan hutan yang digunduli demi kepentingan kebutuhan manusia.
ReplyDeleteSemoga kedepannya tak ada lagi penggundulan hutan... , ekosistem alam tetap terjaga dengan baik dan keberagaman fauna juga tetap lestari.
Iya mas @himawan sant, memang dibutuhkan kesadaran dari setiap orang supaya itu semua bisa terwujud.
ReplyDeleteMudah-mudahan, teman teman yang lain juga bisa ikut menyusul membantu menyelamatkan bumi.
Salam Kenal...
Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)