Belajar Dari Pulau Bungin, Maukah Kita Bernasib Sama ?



Belajar dari pulau bungin, Maukah kita bernasib sama ?
sumber gambar :pinterest
Sejak menginjak bangku sekolah dasar, kita tau bahwa Indonesia memiliki julukan negara maritim atau negara kepulauan karena memiliki lebih dari 17.504 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke.  Sekitar 7.870 telah memiliki nama, sedangkan sisanya belum. Selain itu tidak semua pulaunya dihuni oleh manusia, beberapa pulau-pulau besar seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku , Bali dan Pulau Nusa Tenggara menjadi beberapa pulau yang memiliki penduduk cukup banyak. Bahkan Pulau Jawa menjadi pulau dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dimana 18,34% penduduknya tinggal di pulau jawa. Menurut Bandan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia ditahun 2017 mencapai 261 juta jiwa, jadi bisa diperkirakan jumlah penduduk dipulau jawa sekitar 48 juta jiwa. Dan terus akan bertambah setiap tahunnya. Luar biasa...


Jawab jujur ya, saat aku tanya dari total 7.870 pulau di Indonesia yang sudah diberi nama, berapa ratus pulau yang hafal dalam ingatan ?. Jujur...

Yang merasa anak IPS boleh angkat tangan, dan isi komentar di bawah ya. Atau siapapun yang hafal 7.870 nama pulau itu monggo show up. Dan dipersilahkan sombong disini. Karena aku pribadi belum tau dan mungkin juga akan sulit menghafalnya, karena faktor “U”, bukan Umur tapi Usaha, alias males ngapal. (hahaha...)

Jadi saat diminta berbicara soal pulau Bungin, sulit untuk menjelaskan. Rasanya seperti diminta bercerita orang yang enggak dikenal, mau cerita apa ?. Tapi setidaknya tetap berusaha, meskipun 100% pengetahuanku juga berasal dari mbah google yang mirip mbah dukun yang serba tau itu. Salam hormat, mbah. Sungkem....

Setelah bertanya sama si mbah, akhirnya tau beberapa referensi data , kalau : Secara administratif pulau Bungin merupakan salah satu desa di kecamatan alas kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara barat.  Pulau bungin merupakan pulau terpadat penduduk tertinggi didunia urutan ke 7, dengan tingkat kepadatan penduduk 41,176 per km2. Pulau bungin memiliki luas wilayah kurang lebih sekitar 8,5 hektar saja, dengan populasi penduduk sekitar 5 ribu jiwa pada tahun 2014.

Silahkan baca data statistik atau masalah pulau bungin di  Internet, ada banyak data disana. Banyak media dan teman-teman blogger yang sudah mengulas tentang pulau bungin dari sisi geografis, kebiasaan penduduk, budaya, adat dan lainnya. Monggo disearching dulu biar enak, jangan lupa balik lagi.

Atau kalau masih mau nemenin aku disini, boleh. Aku Cuma mau ngobrol soal bungin dari sisi yang lain. Dari sisi pemikiranku yang sempit tapi masih ngeyel nanya meskipun terkadang sulit dijawab sendiri.

Dari uraian diatas, setidaknya bisakah kita meraba apa masalah utama yang terjadi di pulau bungin akibat kekurangan lahan dan jumlah populasi penduduknya yang sangat padat, dan setiap tahun mengalami penambahan?.

Mari fikir sejenak....
.
.
.
.

Masalah Utama di Pulau bungin adalah kurangnya lahan untuk kebutuhan hidup warganya. Di pulau bungin dalam satu rumah bisa ditinggali 2 -4 keluarga, atau sekitar 8 – 10 orang atau lebih, bisa dibayangkan bagaimana sumpeknya didalam rumah. Sedangkan diluar rumah dari gambar pulau bungin yang kita lihat sekarang ini, tidak ada tanda-tanda adanya fasilitas umum, seperti taman , arena bermain atau sekedar lapangan terbuka untuk anak-anak bermain. Apalagi sawah dan area perkebunan, jelas tidak ada. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan, ada juga yang bekerja diluar pulau. Jadi penduduk pulau bungin memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan membeli ke pulau sebrangnya, beruntungnya pulau bungin sudah memiliki akses darat ke pulau utama sehingga memudahkan mereka dalam hal transportasi.

Entah karena alasan apa, penduduk pulau bungin enggan beremigrasi ke pulau lain , bahkan pulau sekitarnya. Jadi mereka setelah menikah, tetap tinggal dipulau bungin dan memiliki keturunan disana. Kurangnya lahan untuk pemukiman rasanya belum menjadi satu hal yang membuat mereka sadar, kalau bungin sudah dalam krisis lahan.  Malah, mereka membuat satu area reklamasi dari terumbu karang yang sudah mati untuk membuat rumah baru. Entah apakah ini mengganggu ekosistem bawah laut atau tidak, belum ada laporan secara mendetail tentang ini. Tapi bisa jadi suatu hari nanti, jika perluasan lahan masih dilakukan bukan hal yang tidak mungkin ada kehidupan lain yang ikut terancam karenanya.


Sumber gambar : Pinterest
Dalam skala kecil seperti pulau,  saat penduduknya tidak memiliki lahan yang cukup untuk menanam padi, dengan mudah solusinya mungkin membeli ke pulau seberang. Meskipun akhirnya akan membuat harga lebih tinggi karena ada tambahan biaya transportasi.

Dalam hal kurangnya lahan bermain , area terbuka dan fasilitas umum, juga mungkin sama. Mereka akan ke pulau seberang. Adakah yang tau apakah di pulau bungin ada fasilitas rumah sakit di dalam pulaunya ?. Setidaknya untuk kondisi tertentu, akan sangat sulit jika ada situasi darurat tapi penduduknya harus pergi ratusan kilometer untuk mendapatkan  pengobatan.

Tapi bagaimana kalau semua pulau bernasih sama seperti pulau bungin ?. Bagaimana kalau negara ini  ?. Rasa keterikatan masyarakat bungin terhadap pulaunya, sama seperti kita kepada Indonesia. Hanya sedikit orang yang bisa pindah keluar negeri karena alasan tertentu, tapi dalam hatinya tetap merindukan Indonesia.

Apa yang terjadi saat Indonesia yang terkenal dengan iklim tropis yang bahkan kayupun ditanam bisa tumbuh , tidak memiliki lahan lagi untuk menanam kebutuhan pokok rakyatnya. Bagaimana jika Indonesia yang memiliki ratusan pulau bahkan tidak lagi mampu menampung rakyatnya yang semakin hari semakin tak terkendali. Maka fikirkan apa yang terjadi nanti.

Masalah bukan hanya sekedar keterbatasan lahan nantinya, tapi berdampak jauh pada sosial , ekonomi dan banyak lagi.

Jangan bilang kalau saya lebay, dan terlalu mendramatisir masalah. Banyak orang yang tidak sadar sesuatu itu berharga setelah mereka kehilangannya. Salah satu dampak kerusakan yang terjadi akibat manusia adalah hilangnya habitat flora dan fauna akibat pembabatan hutan guna dialihfungsikan sebagai lahan pemukiman.


Pertama, habitat merekalah yang terganggu saat lahan-lahan hutan mulai dialih fungsikan sebagai pemukiman penduduk akibat kepadatan penduduk yang tak tekendali. Sebagai informasi sekarang ini indonesia sudah menempati urutan ke – 4 negara terpadat didunia. Jadi bukankah seharusnya sekarang kita sudah mulai memperbaiki semua ini ?.

Bagaimana caranya  mencegah semua hal buruk itu terjadi ?. Lakukan dengan langkah kecil, dan mulai dari diri sendiri dan keluarga. Ada alasan tertentu kenapa pemerintah menggalakkan program KB, dua anak cukup. Mungkin salah satunya karena hal ini. Lalu  ingat juga untuk menjaga kelestarian lingkungan, alam, hewan dan sekitarnya. Karena bagaimanapun, alam lah yang menunjang kehidupan manusia dimuka bumi ini. Kalau kita tak menjaganya, siapa lagi ?.



Ada banyak cara agar kita bisa berkontribusi dalam hal positif didunia ini, ada banyak cara. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.

Bungin, menjadi pembelajaran penting bahwa keegoisan kita dan semangat mempertahankan hidup yang kuat jangan sampai menutup mata kita terhadap lingkungan.

Terimakasih sudah membaca,

Salam

https://tumoutounews.com/2017/09/10/jumlah-penduduk-indonesia-tahun-2017/


6 Comments

  1. Mantap nih tulisannya informatif dan detail. Alurnya bagus dari mulai muncul masalah, klimaks sampai solusinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mba komentarnya,
      Makasih juga sudah mampir..

      Delete
  2. Pulau Bungin ini yan dimaksud oleh Tere Liye bukan ya di buku Tentang Kamu?? Hehe, mba pernah baca?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum pernah baca mba latifka,
      Maafkanlah daku kalau rada kudet sama buku2 jaman sekarang...
      Apalagi novelnya..
      Jadi ketinggalan cukup jauh infonya...

      Kalau bungin yg dimaksud yg berada di dekat sumbawa mungkin iya mba.

      Emang menceritakan tentang apa ?

      Delete
  3. berapa nama pulau yang diapal? keknya selain 5 pulau besar di Indonesia, tambahannya kurleb 5 pulau lainnya aja. Duhhhh macam mana ini awak :((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahaa....
      Tenang mba inna, aku juga sama kok.
      Macam mana ini generasi mamak mamak sekarang...

      Kalau berencana ngapalin. Kabarin ya mba, aku kirimin kopi biar semangat..
      Hehehe

      Delete

Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)