Nilai Tukar Rupiah Melemah, Mari Gunakan Produk Lokal


Pagi  tadi agak sedikit shock, setelah mendengar bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dolar pertanggal 5 September 2018 berada di angkar Rp. 15.029. Di portal online juga sudah banyak berita tentang penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan beragam spekulasi. Tapi tak satupun berita tersebut mamak baca, sudahlah.




Mungkin akan ada kabar susulan beberapa hari kedepan, soal bahan pangan yang naik, BBM naik, dan banyak lagi. Jadi, setidaknya harus mulai bersiap dari sekarang. Beruntung kemarin pak suami baru saja membeli beras sekarung, tidak seperti biasanya. Katanya, biar enggak capek wara-wiri kepasar setiap hari, maklum sejak rumah disini  jarak dari rumah kewarung cukup jauh. Adapun warung disamping harganya agak tinggi, lumayan kalau dihitung-hitung , Apalagi kalau membeli dalam jumlah banyak.

Sayuran, cabai, bawang dan teman-temannya juga masih banyak dikulkas. Tapi ya, enggak mungkin nyetok banyak juga karena  cepat busuk. Paling sore nanti, rencananya mau beli telur beberapa kilo untuk stok. Selebihnya, pasrah saja sama yang maha kuasa, semoga diberikan rizqi yang cukup meskipun harga barang-barang naik. Aamiin.

Kalau ditanya kenapa harga rupiah semakin melemah, ada  banyak spekulasi dari para pakar ekonomi. Silahkan dibaca sendiri.  Karena ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara, seperti sosial, ekonomi, politik, baik faktor dari dalam negeri maupun dari luar. Dan buat mamak, agak sulit dimengerti karena ada banyak spekulasi dan karena memang bukan ahlinya. Pokoknya kalau ditanya  alasan rupiah melemah, para pengamat ekonomilah yang paling ahli menjawab. Titik.

Tapi kalau ditanya akibat rupiah melemah jangan tanya mereka, tanyalah kepada rakyat kecil karena biar bagaimanapun merekalah yang paling merasakan dampaknya.  Tanyalah kepada emak-emak yang setiap hari pergi kepasar tradisional khususnya. Sungkem dulu, baru tanya. Jangan pulang-pulang dari pasar keringet masih bercucuran sudah disambar pertanyaan  yang bikin naik darah, takut dilempar sendal nanti. Hehehe..

Mungkin kita sebagai warga negara kebanyakan berfikir bahwa persoalan perekonomian negara tentu yang mengurusi adalah para petinggi negara. Sebagai warga kita hanya menjalankan kebijakan yang sudah ditetapkan dan melakukan kehidupan kita sehari-hari sebagaimana biasanya. TOH, mikirin hidup sendiri saja sudah membuat pusing, masa harus ditambahkan dengan memikirkan negara yang kapasitasnya jauh lebih besar. Jadi saat isu-isu seperti ini naik kepermukaan, atau saat rakyat dihadapkan dengan sebab akibat nya mereka cuma mengeluh, tapi pada akhirnya menerima. Karena mau tidak mau, mereka tetap membeli barang-barang yang dibutuhkan meskipun naik. Meskipun harganya lebih mahal dari tahun kemarin, mereka tetap membelinya jika butuh.

Contohnya, BBM Naik – ramai ribut masyarakat soal BBM naik. Mengeluh, Curhat sana-sini, tapi karena memang menjadi kebutuhan primer akhirnya tetap dibeli. Bahkan beli motor baru meskipun BBM terus naik. Loh piye ?.

Padahal, kita sebagai warga negara yang menjalankan ekonomi skala mikro juga memiliki pengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Percayalah, Bahkan tanpa kita para pelaku ekonomi kecil, mereka yang besar diatas sana itu tidak ada artinya.

Misalkan,  Ada pengusaha kaya raya membuat produk dan dijual dipasaran. lalu kita beli produknya, dia dapat untung. Tapi kalau dia buat produk tapi kita tidak tertarik untuk membelinya, ya dia juga rugi dong. Fahamkan ? intinya kita punya andil, Meskipun kecil tapi dalam jumlah yang besar.

Maafkanlah kalau bahasa saya menyebutkan istilah ekonomi kurang elit, seperti diportal berita sana. Tapi cukuplah mamak memberi contoh agar para emak diluar sana sadar betul bahwa seorang istri dalam rumah tangga memiliki peranan yang penting bukan cuma untuk keluarganya.

Kembali soal kenaikan harga dolar terhadap rupiah yang terjadi pagi ini, Jadi apa yang dapat kita lakukan sebagai warga negara yang memiliki kemampuan yang terbatas, jawabannya adalah merubah gaya hidup mulai dari di sendiri dan keluarga.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain :

Stop Penggunaan Barang / Produk Impor

Mengurangi membeli barang impor bukan hanya karena harganya yang semakin mahal akibat penyesuaian kurs dolar yang berlaku. Tapi juga akan memperngaruhi Neraca Perdaganan Internasional. Nih mamak jelasin dikit.

Menurut eyang wikipedia.  Necara Perdagangan Internasional adalah selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara dalam perdagangan Internasional. Jika nilai ekspor suatu negara lebih besar dibandingkan nilai impornya, berarti negara itu mengalami surplus (Positive Trade Balance), Sedangkan jika nilai impor lebih besar daripada Ekspor, Berarti terjadi neraca dagang defisit (Negative Trade Balance).

Intinya membeli barang impor membuat defisit negara semakin membengkak. Yang akhirnya membuat nilai tukar rupiah semakin melemah.

Oke !!

Menggunakan Produk Lokal

Nah alternatif pilihan yang terbaik setelah pembatasan Impor adalah penggunaan produk-produk lokal yang ada dipasaran.

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Mari Gunakan Produk Lokal
sumber gambar : instagram/jogjaku
Misalkan, Sebelumnya beli tas dari luar, sekarang cobalah beli tas dari pengrajin-pengrajin di Indonesia. Selain kita mendapatkan manfaat dari barang yang dibeli, pelaku usaha juga mendapatkan untung dan bisa membuka kesempatan kerja untuk orang-orang disekitar tempat produksi.


Mungkin bagi para emak-emak setiap kepasar tradisional atau swalayan ketika membeli beras mungkin yang dilihat pertamakali adalah harganya, dirasa cocok baru membeli. Terlepas beras itu impor atau ekspor tidak terlalu perduli, judulnya murah. Mulai sekarang belajarlah, cerewet dan kritis bertanya (eh, udah cerewet tanpa disuruh sih sebenarnya). Tanyakan apakah beras tersebut impor atau lokal, pilih beras lokal yang berasal dari petani Indonesia. Negara kita begitu makmur kan ? makmurkanlah pula rakyatnya.

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Mari Gunakan Produk Lokal
sumber gambar: Instagram/agusmakkie

Sosialisasikan Kepada Teman, Keluarga dan Orang –orang sekitar

Meskipun nantinya terdengar sok tahu, atau apalah tanggapan orang lain terhadap kita. Tidak ada salahnya mensosialisasikan kampanye pembatasan produk impor dan mengalihkan ke produk lokal.

Sosialisasi juga bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana seperti saat mengobrol bersama teman, atau sadara. Informasi ringan yang ringan dan tidak memaksa. Tapi jangan mendikte kalau tidak mau digampar dengan kata-kata “ Lah uang –uang ku kok, jadi terserah mau dibuat apa”. Nah loh.

Cermat Berbelanja

Biasanya dalam setiap kemasan produk atau barang terdapat tulisan tempat pembuatan atau produksi. Dari situ juga kita bisa melihat mana produk lokal mana produk impor. Meskipun memang sebagian besar impor adalah bahan mentah, dan tidak terlalu faham juga alurnya kemana. Tapi setidaknya dengan cara ini kita bisa meminimalisir penggunaan impor dari diri sendiri.


Mencintai Indonesia

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Mari Gunakan Produk Lokal
sumber gambar : Pinterest
Salah satu cara menambah  devisa negara yaitu pengembangan dalam sektor pariwisata. Kita tau bahwa negara kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa, dan keindahan yang banyak mendatangkan decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Beberapa tempat pariwisata yang populer di Indonesia antara lain, Bali, Lombok, Raja Ampat, Bunaken, dan lainnya. Keindahan alam tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis untuk datang ke Indonesia. Nah, Para turis asing yang datang ke Indonesia juga bisa menambah pundi-pundi devisa negara. Akan tetapi sayangnya kita sebagai warga negara Indonesia saat liburan malah lebih suka pergi keluar negeri, yang akhirnya malah devisa negara juga banyak yang keluar.

Jadi Inti dari semua celotehan diatas adalah, belajar serta membiasakan diri sendiri dan keluarga untuk mencintai Indonesia sepenuh hati. Produknya, Alamnya, Lingkungannya semuanya.

Hargai setiap usaha yang dibuat oleh anak-anak bangsa, jangan mencibir , dukung dan sukseskan setiap usaha mereka. Karena kecintaan kita terhadap Indonesia nantinya akan menumbuhkan nilai Indonesia sendiri dimata dunia.

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Mari Gunakan Produk Lokal
sumber gambar : Pinterest
Saat kita meremehkan Indonesia, kita juga sedang meremehkan diri kita sendiri dimata dunia. Bagaimanapun memang perlu ada perbaikan dalam berbagai sektor untuk menunjang pertumbuhan produk lokal dipasaran. Tapi pastikan kita menjadi bagian dari orang yang menjadikan Indonesia lebih baik dari waktu ke waktu. Bukan hanya untuk kita, tapi untuk anak dan cucu kita nanti.


Terimakasih sudah membaca,
Salam




Referensi :



#KomunitasOneDayOnePost
#ODOP6
#Day3

4 Comments

  1. betul ya mbak, saya rasa pemerintahan siapapun pasti kena dampaknya karena pengaruh keuangan global , tapi banyak solusi yang bisa kita lakukan dr diri sendiri dan yakin pemerintah juga gak tinggal diam

    ReplyDelete
  2. semua masyarakat turut andil untuk memstabilkan nilai rupiah mbak. benar sekali apalagi sekarang indonesia di topang golongan menengah yg jelas2 jumlah konsumsinya paling tinggi. ya dimohon lah agar lebih memilih produk lokak, biar ga defisit lagi. kasian juga pemerintah yg disalahkan mulu

    ReplyDelete
  3. Hampir 4 bln ini saya selalu beli produk lokal petani sekitar..lumayan murah kualitas juga gak kalah, kalo makan/minum hampir ga pernah beli yg import..hehe

    ReplyDelete
  4. seenak-enaknya ke ef ci, aku tetep cinta nasi padang makkkk

    ReplyDelete

Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)