Kali ini karena sedang bedrest, mamak menyempatkan diri baca
buku. Sebelumnya, jangankan baca buku dengan tenang, Istirahatpun susah karena
dikejar ini itu. Tapi meskipun begitu ada pelajaran yang bisa didapat dari
kejadian ini yaitu JANGAN MENYEPELEKAN
ISTIRAHAT.
Mamak berikrar dalam hati mulai hari ini agenda tidur siang
itu hukumnya WAJIB. Heheh..
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi |
Dan pilihan buku yang dibaca kali ini adalah Novel Dillan
1990. Memang bisa dikatakan sedikit ketinggalan, tapi enggak masalah lah. Sebenarnya nama Dillan ini sudah tidak asing lagi
ditelinga masyarakat kita,khususnya para anak muda. Novel Dillan ini juga cukup
memiliki banyak penggemar dikalangan pembaca. Apalagi sekarang ini cerita tentang
Dillan sudah diangkat ke layar lebar pada tahun 2018 dan sukses merebut hati
masyarakat dengan jumlah penonton sekitar 6,3 juta. Bisa dibayangkan bagaimana
virus Dillan ini begitu mudahnya menyebar ke masyarakat, tak terkecuali Bapak
Presiden Republik Indonesia saat ini. Jadi Dillan sudah menjadi sosok idaman
bukan cuma bagi Milea, tapi semua orang yang sudah membaca kisahnya atau
menonton filmnya.
Ketenaran sosok Dillan tentu tidak terlepas dari pengarang
buku Dillan 1990 itu sendiri, yaitu Pidi
Baiq. Dalam Bukunya Dillan 1990
pengarang menggambarkan Dillan sebagai sosok yang penuh misteri, karismatik,
nakal tapi tetap menjadi seorang anak yang baik untuk keluarga. Entah bagaimana
pengarang bisa menggabungkan semua karakternya dengan begitu luwes sehingga
para pembaca benar-benar dibuat rindu sosok kehadiran Dillan didunia nyata.
Dengan menggunakan alur cerita maju mundur, Penulis menggambarkan
sosok dilan dari sudut pandang seorang gadis remaja bernama Millea. Dengan gaya
bahasa yang sederhana, santai dan ringan. Sukses membuat pembaca terhanyut pada
ceritanya. Membaca novel Dillan juga tidak membuat mamak seperti sedang membaca
novel, tapi seperti sedang mendengarkan cerita tentang Dillan dari orang yang
menyukainya. Mungkin bahasa yang digunakan tidak sepenuhnya bahasa baku, tapi
perasaan yang ingin disampaikan jelas sukses membuat pembacanya ikut terbawa
alur ceritanya yang lucu tapi juga penuh romansa.
Dan buku setebal 346 hari ini sukses mamak selesaikan dalam
waktu 1 hari. Itu juga bisa selesai karena pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci piring, memasak dan beres-beres libur hari ini. Jadi bisa tenang saat
membaca buku.
Saat membaca buku ini, mamak jadi langsung ingat Bandung,
entah kenapa. Mungkin karena plot ceritanya memang berlatar belakang kota Bandung dan mamak juga
punya banyak cerita indah disana.
Konflik dari cerita Dillan 1990 juga sangat sederhana, kita
tidak perlu berfikir sampai mengerutkan dahi untuk membacanya. Tapi Novel ini
mampu membuat tersenyum atau bahkan tertawa sendiri.
Jadi, Pelajaran yang bisa diambil dari buku ini adalah, kita
tidak bisa menilai seseorang dari penampilan luarnya saja, atau dari persepsi
orang lain terhadap dia, karena sering kali seseorang tidak bisa melihat
kebaikan dalam diri orang lain bukan karena orang itu jahat, tapi kita sendiri
yang tidak mau mencari kebaikannya.
Terimakasih sudah membaca.
Salam
0 Comments
Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)