Banyak para orang tua khususnya ibu yang mengeluhkan anaknya
diusia tertentu belum juga lancar berbicara, padahal anak-anak lain seusianya
sudah mulai fasih berbicara dan cerewet. Umumnya orang tua mulai mengeluhkan anaknya yang belum lancar
berbicara diusia 2,5 sampai dengan umur 3,5 tahun. Saya pun dulu pernah
mengalami hal tersebut pada anak pertama saya.
Sama halnya dengan ibu lain yang mengalami kekhawatiran saat
anaknya belum bisa berbicara dengan jelas, saya merasa khawatir, resah bahkan
berprasangka yang tidak-tidak terhadap perkembangan anak saya. Takut kalau dia
(mohon maaf) tuli atau bisu. Maklum karena memang anak pertama jadi masih
banyak yang belum diketahui, browsing sana-sini pun rasanya tidak banyak
membantu. Karena dari banyak gejala yang dibicarakan tentang anak dengan
gangguan THT, nyatanya tidak ada didiri anak pertama saya. Tapi meskipun
begitu, saya juga tidak tahu alasan kenapa anak saya belum bisa berbicara.
Kata-kata yang keluar dari mulutnya cendrung tidak jelas, cuma aa-
uu atau sejenisnya tanpa kata yang jelas padahal umurnya sudah hampir 3 tahun.
Akhirnya setelah berbicara panjang dengan pak suami, kami memutuskan untuk
memeriksakan anak kami ke salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Utara.
Awalnya kami ke dokter spesialis anak si kakak untuk konsultasi mengenai hal
ini.
Setelah berbicara, dokter menyarankan kami untuk melakukan terapi
wicara pada anak. Karena dari hasil tes tidak ditemukan gangguan pada
pendengaran nya. Jadi bisa disimpulkan kalau si kakak ini memang kurang di
stimulasi berbicara. Kebanyakan main gadget dan nonton TV, tebak si dokter. Dan
saya akui itu memang benar.
Kesibukan saya dirumah saat itu membuat saya memilih jalan pintas
yang praktis untuk menenangkan anak, gadget dan TV. Tapi kepraktisan saya
akhirnya membuat dampak yang besar untuk perkembangan si kakak. Sedih....
Akhirnya kami mendaftarkan kakak untuk terapis wicara, di
Rumah Sakit tersebut.
Seingat saya, biaya yang kami keluarkan untuk pendaftaran sekitar
200 ribu rupiah. Dengan biaya pertemuan Rp. 500.000 / sesi atau sekitar 30
menit. Dan selama seminggu bisa 2 atau 3 kali pertemuan. Bisa dibayangkan
pengeluaran bulanan waktu itu yang sangat membengkak. Belum lagi biaya
transportasi dan lain-lain.
Karena pertimbangan tersebut, akhirnya di terapis sesi kesekian (
saya lupa) tapi belum ada 1 bulan, saya izin masuk ruangan. Ternyata yang
diajarkan terapisnya adalah hal-hal yang sangat sederhana dan bisa dipraktekkan
sendiri dirumah. Saya juga bertanya kepada terapis tentang metode pembelajaran
yang digunakan untuk mengajarkan anak belajar bicara.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menanggulangi anak
yang terlambat bicara :
Lebih sering mengajak anak mengobrol
Mengajak anak mengobrol adalah salah satu cara paling efektif
untuk melatih anak berbicara. Karena saat kita berbicara anak merekam kata-kata
yang digunakan sehingga menambah pembendaharaan katanya. Semakin banyak
pembendaharaan kata yang dimiliki, membuat anak tidak bingung untuk
mengungkapkan apa yang diinginkannya.
Jangan malas mengajak anak mengobrol bunda, memang rasanya apa sih
yang bisa diobrolin dengan anak usia sedini ini. Tapi bunda bisa mencoba
berbicara dengan anak tentang hal-hal sederhana sepeti tokoh favoritnya dan
membicarakan anggota keluarga. Pastikan pembicaraan nya tidak mengandung hal
negatif ya.
Luangkan waktu untuk mengobrol intens dengan anak sehari minimal
30 menit. Selain menstimulus anak untuk berbicara, hal ini juga bisa membangun
kedekatan anak dan orang tua.
Menatap Wajah Saat Berbicara
Meskipun terdengar sederhana tapi usahakan badan anak dan ibu ada dalam posisi sejajar saat ibu
berbicara dengan anak. Demikian dilakukan agar anak bisa belajar cara
pengucapan dan meniru gerak bibir ibu selama berbicara.
Usahakan juga jangan berbicara dengan anak ditempat yang berbeda,
hal ini bisa membuat informasi yang disampaikan terputus, kurang lengkap atau
bahkan tidak tersampaikan dengan baik karena anak tidak fokus dengan perkataan
ibu. Selain itu komunikasi semacam ini juga cendrung membuat anak bersikap acuh
tak acuh dengan perkataan ibu.
Contoh :
" Nak, matikan TV ya ayu tidur siang" teriak ibu dari
ruang depan yang sambil menyapu.
Atau
" Ayo kakak mandi sudah sore" teriak ibu dari halaman
belakang sedangkan anak ada di ruang tengah.
Kondisi seperti ini sering sekali terjadi dan dianggap
"sepele" oleh sebagian ibu. Saat anak menerima informasi yang tidak
lengkap, atau sedang asyik bermain sehingga tidak mendengar perkataan ibunya.
Ibu akan cenderung marah dan mengira anak, tidak penurut.
Alhasil, malah membuat anak merasa bingung. " Salah apa saya
?"
Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah, artinya pesan
yang disampaikan diterima dengan baik dan direspon dengan baik pula.
Baca Juga :
Mengajak Bermain sambil Belajar
Sebaiknya ibu meluangkan waktu untuk bermain bersama anak setiap
hari minimal 30 menit. Permainan sederhana, sepeti membaca buku bergambar
sambil meminta anak mengulangi kata -kata tertentu.
Misal, membaca cerita. Kemudian ibu meminta anak mengulang nama
tokoh di cerita tersebut.
Atau membaca buku ensiklopedi hewan, selain membantu anak mengenal
hewan ibu juga bisa mengajari anak mengucapkan nama hewan yang dilihatnya.
Atau bunda bisa bermain dengan mainan kesayangan anak sambil
berparodi seolah tokoh maianan tersebut sedang saling berinteraksi.
" Gajah, aku mau makan dulu ya " kata beruang
Bernyanyi dan berdoa Bersama
Saat anak usia dini, mereka senang sekali dengan lagu dan
nyanyian. Cobalah ajari anak lagu lagu anak sederhana agar membantu
menstimulasi kemampuan bicaranya.
Selain itu bagi umat Islam khususnya, mengajari anak doa-doa
sebelum beraktivitas juga bisa dilakukan. Seperti doa mau makan, doa mau tidur
dan lainnya. Selain mengajarkan mereka berbicara sekaligus menanamkan
nilai-nilai agama sejak kecil.
Terimakasih sudah berkunjung, mohon maaf apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan.
Salam
5 Comments
Anakku speech delay dan ada gejala autisnya usia 3 tahun lbh, harus sering dimassage,kalau dulu massage manual sekarang pakai magic stik...sekarang ngoceh udah banyak tapi yg ada arti hanya beberapa kata
ReplyDeletewah aku baru denger tuh soal magic stick, itu yang gimana ya mba ?.
Deletemudah-mudahan si dede selalu diberikan kesehatan ya mbak khairiah. Peluk erat untuk bunda strong seperti mba...
semangat !!!!!
Pelukkkk Phieee, keep strong ya Bun, di dunia ini gak ada ibu paling sempurna, yang ada kita justru belajar terus dan terus dari apa yang udah terjadi
ReplyDeleteBtw, aku juga baru memperhatikan ponakanku hampir 5
3 tahun tapi belum banyak bicaranya, ortunya kerja semua dari pagi ampe malem. Mau kubilang tapi aku takut menggurui, enaknya gimana ya? *Malah curhat* 😆
aloooo mbak cantikku.... makasih ya. aku belajar dari dirimu loh. hehehhe
Deleteiya kadang kasihan ya liat anak yang orang tuanya terlalu sibuk kerja, dulu aku aja rela-relain berhenti demi anak. tapi ya setiap orang punya hak memilih jalan mereka masing-masing.
aku aja yang jadi ibu rumah tangga kadang sibuk ngerjain kerjaan rumah yang seabrek jadi gak punya waktu main sama anak.
heheh
Anak keduaku nih blm bisa ngomong banyak, padahal hampir 2thn. Baru bbrpa kosa kata, tapi kalau diberi instruksi sih dia ngerti dan nurut.
ReplyDeleteKita udah ngomong depan dia dan selalu aja ngobrol tp masih belum mau ngomong aja sih kayaknya.
Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)