Entah kenapa tergugah sekali hati saya untuk
membuat sebuah artikel tentang sampah. Memang tidak semenarik bahasan lain
tentang makanan, Tempat traveling seru,
atau bahkan aneka kuliner yang ngetren saat ini. Tapi saya fikir harus ada orang yang selalu mengingatkan tentang dampak sampah bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Karena sampai saat ini sampah menjadi satu hal yang kadang terabaikan padahal kita memproduksinya
setiap hari. Dan ironisnya, belum banyak penangan sampah yang dilakukan secara khusus untuk meminimalisir , memanfaatkan kembali atau mengatasi masalah yang banyak timbul saat ini karena
masalah sampah.
Sebelum kita berbicara panjang lebar, mari
kita deviniskan terlebih dahulu apa itu sampah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Sampah adalah barang yang dibuang dan tidak digunakan lagi. Jadi
semua barang yang tidak lagi digunakan dan dibuang kita anggap “sampah”. Sampah
sendiri digolongkan kembali menjadi sampah Organik dan sampah anorganik.
Sampah Organik adalah sampah yang berasal dari alam dan dapat diuraikan
kembali dalam waktu yang relatif singkat. Sampah organik umumnya bersumber dari
sisa-sisa bahan atau benda yang berasal dari alam. Seperti daun, batang pohon,
kulit bawang, kulit buah, cangkang telur, nasi sisa, batang sayur, sisa makanan dan lainnya.
Sedangkan Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan kimia
non hayati baik berupa hasil produksi sinterik maupun tambang yang tidak dapat
diuruaikan oleh alam. Seperti botol plastik, sedotan, kaleng, kantong plastik, sterofoam dan lainnya.
Dikutip dari artikel pikiran rakyat, Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan pada tahun 2017 Indonesia menghasilkan 187,2 ton sampah pertahun. Bahkan setiap tahunnya sampah mengalami peningkatan volume, hal ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya
kepadatan penduduk . Tapi menurut saya pribadi, peningkatan volume sampah dari
tahun ke tahun bukan hanya dikarenakan oleh populasi manusia yang meningkat
tapi juga menurunnya kesadaran orang-orang tentang kebersihan lingkungan dan
gaya hidup yang serba instan.
( Baca juga : Lakukan 10 kebiasaan ini untuk menjaga kesehatan keluarga)
( Baca juga : Lakukan 10 kebiasaan ini untuk menjaga kesehatan keluarga)
Seperti yang kita tau sekarang ini banyak
sekali bertebaran produk makanan baik makanan ringan maupun makanan pokok yang
dikemas dalam kemasan yang beragam seperti plastik, kaleng dan kertas. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efesiensi dan juga daya tahan produk tersebut dipasaran, Selain itu kemasan produk menjadi salah satu strategi pemasaran untuk menarik minat calon pembeli. Tidak
hanya makanan , beraneka ragam jenis minuman juga dikemas dengan botol dan
kaleng sebagai wadahnya. Penggunaan wadah tak hanya dari plastik atau kaleng,
banyak juga saat ini wadah makanan yang menggunakan sterofoam sebagai wadahnya. Meskipun banyak himbauan yang menyatakan bahwa penggunaan sterofoam tidak aman untuk makanan panas, tapi tetap saja masih banyak pedagang yang menggunakannya dengan berbagai alasan. Padahal sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai sempurna. Bahkan plastik membutuhkan waktu kurang lebih 12 tahun agar bisa terurai dalam
tanah, sedangkan botol plastik
membutuhkan waktu 20 tahun karena memiliki struktur yang lebih padat dan tebal.
Dan yang terparah sterofoam baru dapat terurai sempurna setelah 500 tahun. Bisa dibayangkan bagaimana jika bumi kita
ditumpuki berjuta-juta ton sampah yang terus bertambah volumenya setiap hari dan
butuh waktu yang sangat lama untuk mengurainya. Bisa jadi suatu hari nanti
setengah dari dataran dibumi akan diselimuti oleh sampah jika tidak
ditanggulangi dengan baik.
Selain merusak pemandangan, sampai juga menimbulkan masalah lain bagi manusia, hewan , tumbuhan dan lingkungan alam sekitar. Beberapa masalah yang timbul akibat sampah antara lain :
Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan bau yang kurang sedap. Akan tetapi membakar sampah juga akan menimbulkan masalah lain seperti polusi udara terlebih asap pembakaran sampah juga bisa menyebabkan gangguan pernafasan pada manusia.
Pencemaran Air
Sampah yang terbawa kesungai atau sengaja dibuang ke sungai menyebabkan air menjadi keruh, hitam dan berbau. Selain itu sampah dan limbah yang dibuang kesungai juga bisa mematikan hewan-hewan dan tumbuhan yang berada disekita aliran sungai. Padahal masih banyak masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk keperluan mencuci dan mandi.
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah pada area penimbunan sampah dalam skala besar khususnya pada TPA menjadi masalah yang sulit ditampik. Karena pada tumpukan sampah bisa saja terdapat bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat merusak ekosistem tanah. Dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan kesuburan tanah seperti sediakala.
Menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia
Seperti yang kita tau sampah menjadi sarang dari berbagi penyakit, beberapa penyakit yang dapat terjangkit akibat polusi sampah antara lain korela, tyfus, demam berdarah, diare dan cacingan.
Meskipun letak penimbunan sampah berada jauh dari pemukiman, bisa jadi penyakit tersebut ditularkan melalui udara, hewan (lalat,nyamuk), dan sebagian orang yang memang bekerja langsung ditempat pengolahan sampah.
Banjir
Sampah menjadi salah satu faktor penyebab banjir khususnya di Jakarta. Dari tahun ketahun permasalahan sampah dan Bajir menjadi "PR" yang harus dihadapi setiap tahunnya oleh Gubernur terpilih. Apalagi bukan cuma lalu lintas saja yang lumpuh akibat banjir, tapi juga perekonomian baik makro maupun mikro. Selain itu Banjir juga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat.
( Baca juga : )
Persoalan sampah bukan hanya terjadi didaratan, tapi juga di laut. Polusi sampah dilaut terutama sampah plastik menjadi monster yang menakutkan bagi ikan dan satwa laut lainnya. Sampah -sampah yang ada dilaut kebanyakan berasal dari sampah yang ada ditepi pantai yang berasal dari pengunjung pantai. Terlepas dari sengaja atau tidak pengunjung meninggalkan sampah dipinggir pantai. Tapi dampaknya sangat terasa bagi satwa dan ekosistem di laut. Ada banyak hewan laut yang tercatat mengalami luka, cacat bahkan mati akibat memakan atau terjerat sampah laut terutama sampah plastik yang menjadi penyumbang sampah terbesar di lautan.
Selain merusak pemandangan, sampai juga menimbulkan masalah lain bagi manusia, hewan , tumbuhan dan lingkungan alam sekitar. Beberapa masalah yang timbul akibat sampah antara lain :
Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan bau yang kurang sedap. Akan tetapi membakar sampah juga akan menimbulkan masalah lain seperti polusi udara terlebih asap pembakaran sampah juga bisa menyebabkan gangguan pernafasan pada manusia.
Pencemaran Air
Sampah yang terbawa kesungai atau sengaja dibuang ke sungai menyebabkan air menjadi keruh, hitam dan berbau. Selain itu sampah dan limbah yang dibuang kesungai juga bisa mematikan hewan-hewan dan tumbuhan yang berada disekita aliran sungai. Padahal masih banyak masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk keperluan mencuci dan mandi.
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah pada area penimbunan sampah dalam skala besar khususnya pada TPA menjadi masalah yang sulit ditampik. Karena pada tumpukan sampah bisa saja terdapat bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat merusak ekosistem tanah. Dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan kesuburan tanah seperti sediakala.
Menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia
Seperti yang kita tau sampah menjadi sarang dari berbagi penyakit, beberapa penyakit yang dapat terjangkit akibat polusi sampah antara lain korela, tyfus, demam berdarah, diare dan cacingan.
Meskipun letak penimbunan sampah berada jauh dari pemukiman, bisa jadi penyakit tersebut ditularkan melalui udara, hewan (lalat,nyamuk), dan sebagian orang yang memang bekerja langsung ditempat pengolahan sampah.
Banjir
Sampah menjadi salah satu faktor penyebab banjir khususnya di Jakarta. Dari tahun ketahun permasalahan sampah dan Bajir menjadi "PR" yang harus dihadapi setiap tahunnya oleh Gubernur terpilih. Apalagi bukan cuma lalu lintas saja yang lumpuh akibat banjir, tapi juga perekonomian baik makro maupun mikro. Selain itu Banjir juga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat.
( Baca juga : )
Persoalan sampah bukan hanya terjadi didaratan, tapi juga di laut. Polusi sampah dilaut terutama sampah plastik menjadi monster yang menakutkan bagi ikan dan satwa laut lainnya. Sampah -sampah yang ada dilaut kebanyakan berasal dari sampah yang ada ditepi pantai yang berasal dari pengunjung pantai. Terlepas dari sengaja atau tidak pengunjung meninggalkan sampah dipinggir pantai. Tapi dampaknya sangat terasa bagi satwa dan ekosistem di laut. Ada banyak hewan laut yang tercatat mengalami luka, cacat bahkan mati akibat memakan atau terjerat sampah laut terutama sampah plastik yang menjadi penyumbang sampah terbesar di lautan.
Permasalahan sampah bukan hanya menjadi
tanggung para petinggi negara akan tetapi juga menjadi tanggung masyarakat pada
umumnya. Karena baik sebagai warga negara dan juga penduduk bumi kita
bertanggung jawab secara individu untuk menjaga lingkungan dan alam agar tetap
bersih, lestari dan aman.
Sebenarnya Sampah sudah dapat kita pilah sejak dari rumah. Setiap harinya sampah rumah tangga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia pada saat ini. Dengan menerapkan pemisahan jenis sampah sejak dari sumber awal, yaitu memisahkan sampah organik dan sampah anorganik maka akan memudahkan proses pemilahan sampah pada proses selanjutnya. Memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik memang bukan perkara sulit, akan tetapi karena memang belum menjadi suatu kebiasaan maka proses ini sering sekali diabaikan oleh banyak orang karena dinilai merepotkan.
Sebenarnya Sampah sudah dapat kita pilah sejak dari rumah. Setiap harinya sampah rumah tangga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia pada saat ini. Dengan menerapkan pemisahan jenis sampah sejak dari sumber awal, yaitu memisahkan sampah organik dan sampah anorganik maka akan memudahkan proses pemilahan sampah pada proses selanjutnya. Memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik memang bukan perkara sulit, akan tetapi karena memang belum menjadi suatu kebiasaan maka proses ini sering sekali diabaikan oleh banyak orang karena dinilai merepotkan.
Padahal kita hanya memisahkan sampah menjadi
dua bagian, untuk sampah berupa botol bekas, kaleng, kardus, kertas bekas, bungkus makanan yang terbuat dari
plastik, dan sterofoam ditempatkan dalam
satu kantong. Sedangkan sampah berupa sisa-sisa sayuran yang disiangi, kulit
buah, masakan sisa, dan lainnya dimasukkan kedalam kantong plastik lain.
Untuk sampah anorganik seperti kaleng bekas,
kardus dan plastik tebal biasanya banyak pemulung yang mengumpulkannya.
Terkadang segelintir orang memandang rendah profesi ini, Padahal secara tidak langsung para pemulung inilah yang menyelamatkan sampah yang tidak bisa diurai oleh tanah dengan menjualnya ke pengepul. Meskipun terkadang memang tindakanya
yang memilah sampah membuat kita terganggu karena sampah yang
diacak-acak oleh pemulung tersebut. Tapi hal itu tidak akan terjadi kalau kita memilah dari awal
sampah-sampah organik dan anorganik, tentu orang tersebut lebih mudah
mencarinya. Atau jika memang kita mau, kita bisa membuat sebuah kerajinan dari
barang-barang bekas atau sampah anorganik menjadi barang yang lebih bermanfaat.
( Baca : Tips merubah baju bekas menjadi Rupiah )
Sedangkan untuk sampah organik, kita bisa
membuangnya. Atau lebih baik jika kita memiliki cukup lahan dirumah kita bisa
menimbunnya dalam tanah. Sampah organik akan terurai dalam tanah dengan
sendirinya. Tapi jika dirasa repot membuatnya
cukup dikubur dalam tanah. Ini juga membuat bau busuk sampai tertutupi daripada
harus dibakar atau disimpan dalam plastik, selain mengurangi polusi udara yang
ditimbulkan pada saat pembakaran,penimbunan sampah organik juga bisa dijadikan
pupuk tanaman dengan proses yang cukup sederhana.
Tapi tentunya bagi masyarakat yang hidup di
kota-kota besar, tentu kendala utamanya adalah lahan yang tidak memadai. Jadi
saran saya, sebagian sampah-sampah organik yang cukup bersih dan tidak memiliki
bau yang menyengat bisa ditimbun dibawah pot-pot tanaman.
Dengan cara seperti ini diharapkan sampah
lebih mudah diuraikan didalam tanah, sedangkan sampah anorganik bisa didaur
ulang atau dibuat satu kerajinan sehingga memiliki nilai yang lebih pantas.
Bumi, menjadi rumah kita saat ini dan
alangkah lebih baiknya jika kita tetap menjaganya untuk anak dan cucu kita
nanti.
Sadar diri, sadari bumi
Sumber referensi :
http://www.oceanhealthindex.org/methodology/components/trash-pollution
http://www.oceanhealthindex.org/methodology/components/trash-pollution
4 Comments
Wah setuju banget. Aku dan anakku juga sudah memulainkebiasaan ini, memisahkan 3 jenis sampah ��. Seandainya semua org sadar akan lingkungan ini ya ��
ReplyDeleteTulisannya bermanfaat Tks for sharing
Wah ada mba bella,
ReplyDeleteMakasih ya mba udah mau mampir ke blogku ,
Padahal masalah yg cukup mengkhawatirkan
Tapi masih dipandang sebelah mata..
Pengetahuan tentang dampak sampah sebenar sudah diketahui khalayak, tetapi kesadaran yang membangkikan tindakan yang masih minim.
ReplyDeleteBetul sekali mba @endah...
DeleteHarusnya ada orang2 yg bergerak aktif dan turun langsung mengedukasi dan mengajak masyarakat melakukan aksi nyata...
Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)