VIRAL Buah Naga Dibuang Kesungai ! Daripada dibuang Sebaiknya Lakukan hal ini
Viralnya buah naga yang dibuang seorang petani kesungai di
Kabupaten Banyuwangi karena harga buah yang anjlok mencapai Rp. 1.500/kg menuai
pro dan kontra. Ada yang bilang turunnya harga buah naga karena ramainya produk
import , ada juga yang berpendapat lain Meskipun pada akhirnya diklarifikasi
bahwa buah-buah naga tersebut adalah buah yang busuk tetap saja banyak netizen
yang berkomentar dari berbagai aspek. Termasuk saya.
Memang di masa politik seperti ini setiap hal bisa saja
disangkut pautkan dengan politik. Tapi kali ini saya tidak ingin membahas dari
segi politik. Terlalu rendah ilmu saya untuk berbicara jauh mengenai sistem
pemerintahan. Tapi setidaknya sesama manusia dan dengan rasa kepedulian yang
tinggi setidaknya saya ingin mengajak untuk berfikiran terbuka terhadap suatu
masalah. Stop kemudian terpaku kepada penyebab masalah dan melupakan solusi
dari masalah tersebut.
Kadang kita sibuk
menyalahkan alasan-alasan penyebab kegagalan dari berbagai faktor eksternal,
tapi kemudian lupa bahwa kita sebenarnya bertanggung jawab penuh atas diri kita
sendiri, atas kehidupan yang kita miliki, atas apa yang kita kerjakan.
Dari contoh masalah kasus diatas sebenarnya kita bisa
mengambil sebuah pelajaran yang sangat sederhana. Kalau saja petani tersebut
mau membuka fikiran dan mencoba mencari solusi atas permasalahannya sebenarnya cukup
banyak opsi yang bisa dicoba, daripada membuang buah tersebut kedalam sungai. Contohnya
saja mengolah produk buah tersebut menjadi produk olahan lain yang memiliki
nilai jual yang lebih tinggi. Misalkan
kerupuk rasa buah naga, es krim, selai, manisan, jeli, dodol, sirup dan
banyak lagi.
Hanya saja ya mungkin butuh tenaga ekstra lagi untuk membuatnya
bernilai jual di pasaran. Tapi menurut saya hal itu lebih baik daripada membuang
buah naga ke sungai, sayang mubazir. Kalaupun memang ditujukkan sebagai aksi
protes bisa dilakukan dengan cara yang baik misalnya membagi-bagikannya, kan jadi
bersedekah.
Buah-buahan itu cukup diserahkan pada ibu-ibu dan biarkan
mereka turun tangan mengolah buah naga menjadi olahan makanan yang enak. Toh sudah
menjadi rahasia umum kalau ditangan seorang ibu bahan makanan yang pahit
sekalipun bisa jadi masakan enak, contohnya saja daun papaya. Apalagi buah naga
yang dasarnya sudah memiliki rasa yang enak. Selain itu juga bisa jadi sarana
memberdayakan para ibu-ibu didaerah daripada seharian nonton sinetron azab.
Salah satu wilayah yang juga memiliki kelebihan produksi
buah adalah Lampung, dimana Lampung tercatat merupakan daerah penghasil pisang
terbesar di Indonesia. Lalu kemudian saat buah pisang tersebut tidak laku
dipasaran atau harga pisang sedang turun, maka pisang-pisang tersebut diolah
menjadi produk lain yang berbahan dasar pisang seperti keripik pisang, sale dan
bolu pisang. Bahkan keripik pisang lampung menjadi salah satu oleh-oleh khas
yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung dan juga menjadi
icon baru kota Lampung.
Dibutuhkan kemauan yang tinggi untuk mencoba hal baru
tentunya. Ibu-ibu bisa membuat dan mengolah buah naga sendiri dirumah kemudian
untuk pemasaran produknya bisa dilakukan baik door to door atau menjualnya ke pasar, dan pasar online. Oleh
karena itu dibutuhkan peranan anak muda dalam kebangkitan ekonomi mikro suatu
daerah agar para UKM atau pengrajin bisa go
public dengan bantuan kemahiran para pemuda dalam berselancar didunia maya.
Untuk anak muda atau orang-orang yang tinggal diperkotaan pasti
sudah familiar dengan media sosial atau situs-situs marketplace, jadi alangkah lebih baiknya para anak muda juga ikut
berperan dalam membantu promosi produk UKM didaerahnya terutama bagi para pengusaha
dan pengrajin yang belum go online.
Singkatnya , dimana ada kemauan disitu ada jalan. Jadi
jangan menyerah terhadap satu hal yang
mungkin diluar harapan. Memang tak selamanya usaha berbuah keberhasilan,
tapi saat kamu menyerah kegagalan itu sudah pasti.
0 Comments
Mari budayakan berkomentar dengan bijak ya cantik :)